Selasa, 08 Januari 2013

Asal usul trend "Awul-awul"


   Tren“Awul-Awul”


Asal-Usul
Kita tahu bahwa saat ini gaya fashion selalu berkembang dan tidak bisa kita hindari. Perkembangan itu juga berdampak pula pada kehidupan kita. Keberadaan fashion semakin dibutuhkan oleh masyarakat. Pakaian menjadi salah satu kebutuhan primer masyarakatsehingga kehadiran fashion akan selalu terkait dengan lingkup kebutuhan masyarakat.
Bermula dari kebutuhan saja, kini kebutuhan fashion telah bertransformasi peran menjadi simbol diri pemakai. Semakin tinggi kualitas sandangan yang dipakai seseorang akan memberikan nilai prestise tersendiri bagi sang pemakai sehingga hal tersebut kemudian memberikan imbas terciptanya bisnis-bisnis fashion yang makin hari semakin menjamur. Gencarnya bisnis Fashion tersebut mulai terlihat dari munculnya keberadaan produk fashion dari yang memiliki brand besar dengan harga menjulang hingga produk kualitas rendah dengan harga terjangkau, bahkan hingga lahirnya produk barang bekas pun mampu menjadi tren dalam dunia fashion.
Pakaian yang selalu menghadirkan tampilan serta model terbaru membangkitkan keinginan masyarakat untuk selalu ikut menikmati perubahan fashion mode tersebut. Dari hal itu, muncul keinginan yang besar mengalahkan arti dari sebuah kebutuhan. Prosentase seseorang membeli pakaian tidak lagi dipengaruhi oleh sifat dasar kebutuhannya, melainkan dari keinginan untuk dapat tampil dengan sesuatu yang bernilai. Keadaan ini pada dasarnya mengacu pada konsumerisme masyarakat.  Hal ini pula yang menjadi dasar pertimbangan awal para pelaku bisnis untuk selalu menyediakan segala jenis pakaian dari kualitas terbaik hingga kualitas abal-abal sebagai solusi rasa haus masyarakat akan penampilannya.
Namun melihat dari faktanya ternyata tidak semua masyarakat mampu tampil fashionable dengan pakaian yang memiliki kualitas terkenal dengan harga mahal. Keadaan ini dilirik oleh para peluang bisnis untuk menjadi alternatif terbaik bagi sebagian masyarakat yang berada dalam posisi tersebut.  Usaha baju import yang rata-rata dijual dengan harga yang relatif murah inilah yang kemudian menjawab kegelisahan masyarakat. Pemberian harga yang relatif murah tersebut karena pada dasarnya yang dijual adalah pakain bekas dari brand luar negeri. Walaupun bekas namun tidak mengurangi kualitas dari pakaian tersebut. Meski dengan kekurangannya, usaha ini justru menjadi bisnis baru yang menjanjikan. Masyarakat mengapresiasi kehadiran bisnis ini sebagai salah satu alternatif untuk tetap dapat bergengsi dalam hal fashion.  Rata-rata peminat baju import adalah para remaja yang senang berburu produk brand luar negeri dengan harga murah. Selain itu banyak konsumen dari kalangan menengah ke bawah sengaja mencari sandangan dengan harga seminimal mungkin.

        Dalam perkembangannya bisnis ini semakin digandrungi oleh masyarakat karena keinginan konsumennya yang ingin tampil serba branded dengan biaya yang murahKini, bisnis baju bekas import berganti nama populer menjadi “tren awul-awul”. Disebut sebagai trend awul-awul karena penataan baju yang semrawut alias asal-asalan, jadi orang dengan bebas memilih pakaian tanpa aturan bahkan saling berebut. Sepanjang mata memandang, awul-awul akan  menyajikan pemandangan tumpukan pakaian yang benar-benar banyak sehingga mata yang jeli diperlukan ketika berada di tempat ini.
 Tren ini semakin hari semakin besar peminatnya, tidak hanya kalangan menengah ke bawah bahkan kalangan menengah ke atas pun juga mulai melirik keberadaan tren ini. Kebanyakan diantara mereka tidak hanya mempertimbangkan dari segi ekonomisnya saja namun juga segi mode tampilan pakaiannya. Meski memang bekas namun rata-rata kondisi dari pakaian ini masih dalam cakupan yang masih bagus. Mereka akan menemukan pakaian dengan merk terkenal dan model serta kondisinya masih bagus.  Seperti yang diungkapkan Pardi  (34) salah satu penjaga awul-awul, mengatakan bahwa sebagian besar pembeli adalah mahasiswa. Sebagian besar penduduk Yogyakarta adalah mahasiswa sehingga tak heran jika sebagian konsumen awul-awul memang mahasiswa yang rata-rata kemampuan finansialnya cukup.
Bertambahnya peminat juga berdampak pada naiknya minat konsumen akan kehadiran barang dari awul-awul tersebut. Beberapa pedagang mengaku sering mendapat permintaan dalam jumlah cukup besar serta bermacam-macam dari berbagai konsumen, sehingga menuntut mereka untuk terus memenuhi stok dagangannya. “Awul-awul itu tidak pernah sepi pengunjung, kebutuhan pakaian masyarakat dengan baju tren dan murah makin hari makin banyak dicari,” tambah Pardi.  Pakaian awul-awul ini merupakan satu fenomena yang cukup menarik karena saat ini keberadaan awul-awul semakin terlihat eksistensinya dalam aspek pergerakan bisnis dan aspek kualitas fashionnya. Tanpa disadari maupun tidak trend awul-awul ini menjadi salah satu faktor lahirnya gaya subkultur masyarakat yang khusus dan unik. Gaya hidup seperti ini selain berelevansi dengan posisi keuangan masyarakat juga menggambarkan gairah akan gaya pakaian yang berbeda dan dapat membentuk identitas pribadi dari masyarakat itu sendiri .

Penulis : Rizky Amalia (153100138)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar