Fenomena
tren awul-awul memang semakin pesat berkembang. Tetapi ternyata di sisi lain
fenomena tersebut memiliki dampak pada beberapa aspek yang ada dalam lingkup
masyarakat. Keadaan awul-awul yang memberikan harga paling minimal ini menjadi
sasaran manis pihak-pihak yang sengaja berbuat curang. Barang dengan kualitas
baik dan harga murah yang tak kalah dengan pakaian-pakaian toko atau butik
ini menjadi alasan kecurangan ini
terjadi.
Ungkapan
penjaga awul-awul ini (SR) mengatakan,
“Ada beberapa butik yang mengambil baju dari tempat ini. Biasanya pesan kalau
tidak ya mengambil langsung dari tempat ini,” ungkapnya. Ungkapan tersebut
memberikan fakta baru bagi masyarakat. Keberadaan butik di daerah Yogyakarta
sudah mencapai ratusan dan peminatnya juga tidak sedikit. Kehadiran fakta baru
tersebut mematahkan beberapa anggapan masyarakat yang selama ini menganggap
bahwa butik selalu menjual barang-barang baru. Memang tidak semua butik melakukan
itu namun setidaknya fakta kecurangan dari beberapa pihak pemilik butik memang
ada. Keinginan untuk mendapatkan profit sebesar-besarnya menjadikan dasar
mereka memilih jalan ini.
Beberapa
pihak butik yang menjadi opnum kecurangan ini biasanya sengaja membeli lusinan
baju dari awul-awul ini. Kemeja, jaket, celana dan pakaian lain yang biasanya
dicari konsumen akan menjadi target barang-barang yang akan dijual dan
diperbaharui lagi layaknya barang baru. Harga modal pakaian awul-awul yang bisa
ditekan seminimal mungkin menjadi faktor mereka menjalankan misinya. Sangat
berbeda ketika mereka harus membeli pakaian baru yang cenderung akan lebih
mahal. “ Diamati aja, orang yang beli pakaian banyak , biasanya bakal dijual
lagi, “ ujar SR.
Keadaan
ini jelas memberikan kerugian besar bagi masyarakat yang menjadi konsumen.
Konsumen yang menjadi sasaran pasar ini akan sangat merasa terbohongi ketika
fakta ini dapat diungkap lebih dalam lagi. Hal ini menjadikan masyarakat harus
lebih pintar lagi dalam membeli kebutuhan sandang mereka. Butik dengan image
barang barunya ternyata tidak serta memberikan jaminan bagi pembelinya.
Kejelian kita dalam memilih pakaian mungkin perlu kita terapkan sehingga kita
tidak menjadi konsumen yang bisa dibohongi.
penulis Rizky Amalia (153100138)
penulis Rizky Amalia (153100138)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar